Sampai semester kedua tahun 2012 lalu, Heather Matthews masih
berpenampilan super-minim. Wanita Inggris yang kini berusia 28 tahun
ini, pada saat itu juga tergolong gila pesta dan suka minum alkohol.
Jalan Matthews menuju Islam diawali ketika ia meyakinkan mantan
suaminya, Jerrome, yang baru saja menjadi muslim, bahwa Islam adalah
agama yang salah. Ia yang bercerai pada 2011 lalu, curiga pada agama
yang baru dianut mantan suaminya itu. Ia pun kemudian banyak membaca
untuk mendukung argumennya.
Anehnya, niat awal untuk “membantah” Islam justru mendatangkan keyakinan
bahwa agama yang akan ia serang itu adalah agama yang benar. Makin
mempelajari Islam, Matthews semakin mengerti. Hidayah pun masuk ke dalam
hatinya. Dengan segenap keberanian, ia pun menyatakan masuk Islam.
Mengikrarkan syahadat pada September 2012 di depan seorang ulama lokal.
Bukan hanya karena menemukan agama yang benar, yang membuat Matthews
bahagia. Ia menjadi semakin bahagia lagi sebab ternyata
saudara-saudaranya seaqidah sangat peduli padanya. Nilai-nilai ukhuwah
bukan hanya indah daam teori, tetapi ia juga mendapatkan buktinya.
"Saat ini aku memiliki saudari-saudari muslim, mereka membelikan aku
hijab dan buku-buku Islami untuk merayakannya. Ini luar biasa," kata
wanita mualaf itu.
Keputusan Matthews untuk masuk Islam bukannya tanpa resiko. Reaksi tidak
nyaman ia dapatkan dari teman-teman dan keluarga. Juga kenalannya yang
kebetulan berpapasan, ternganga melihat kepalanya berjilbab.
"Saat memakai jilbab, aku bisa tersenyum pada orang, tanpa membuat
mereka berpikir, itu godaan secara seksual," kata Matthews seperti
dilansir Daily Mail.
Meski baru masuk Islam, Matthews menyadari bahwa penampilan seksi ala
Barat adalah sebuah kekeliruan. Dua bulan sebelum masuk Islam, Matthews
sempat berlibur di Ibiza. Foto-foto liburannya di Ibiza, yang tanpa
jilbab, kini disadarinya sebagai bukti kekeliruan bagaimana dunia Barat
mendefinisikan kecantikan.
"Aku melihat cara gadis-gadis masa kini berperilaku dan berdandan,
mati-matian menciptakan imej untuk mereka tunjukkan pada orang lain,
terutama para pria," kata dia.
"Ini adalah soal menghormati diri sendiri. Jika Anda berpakaian dan
berperilaku dengan cara tertentu, baik atau buruk, itu akan mempengaruhi
cara orang memperlakukan Anda."
Memeluk Islam, membuat Matthews menemukan kebahagiaan sejat yang selama
ini tidak pernah ia alami. Ia juga mulai mengerti cinta yang sejati.
"Islam mengajarkan pada saya tentang kesejatian cinta, bukan hasrat
palsu dan nafsu. Saat ini saya bahkan memandang perjodohan adalah hal
yang logis,” ujarnya.
Matthews tidak sendiri. Matthews bukan satu-satunya wanita mualaf di
Inggris. Studi kelompok lintas agama, Faith Matters menemukan, jumlah
warga Inggris yang akhirnya memeluk agama Islam saat ini melewati angka
100.000, dua kali lipat dalam 10 tahun terakhir. Menurut data Faith
Matters, dua per tiganya adalah perempuan, dengan rata-rata usia 27
tahun. [IK/Vv]
Lalu, segalanya berubah ketika ia masuk Islam pada September 2012 lalu.
Kini, tak ada lagi Matthews yang gila pesta. Tak ada lagi Matthews yang
minum alkohol. Tak ada lagi Matthews yang berpakaian minim. Ia kini
telah berubah total, menjadi muslimah berjilbab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar